Selasa, 23 September 2014

Asal Usul Siti Jenar


 
             Apakah Siti Jenar benar-benar ada???
            Asal-usul Siti Jenar memang banyak versinya, dan tentunya banyak orang yang semakin ragu apakah Siti Jenar itu benar-benar ada ataukah hanya sekedar tokoh imajiner dari para penulis babad dan suluk??? Jika memang Siti Jenar itu ada, mengapa banyak sekali versi asal-usulnya??? Ada yang mengatakan kalau dia itu berasal dari Persia, ada yang mengatakan berasal dari Arabia, ada yang mengatakan dia itu putra seorang pendeta dari Gunung Srandil.
            Para Wali yang tergabung dalam Wali Songo telah berhasil menyebarkan agama Islam secara besar-besaran di Tanah Jawa menurut mahzab Imam Syafi’i dan berakidah Ahlusunnah Waljama’ah. Sudah jelas bahwa para Wali tersebut tidak ingin faham Wihdatul Wujud yang menimbulkan polemik dan perdebatan di Tanah Baghdad merusak akidah yang sudah diimani oleh penduduk Tanah Jawa. Maka diciptakan tokoh imajiner bernama Siti Jenar yang fahamnya Wihdatul Wujud.
            Orang-orang Jawa merasa yakin bahwa Syekh Siti Jenar benar-benar ada. Bahkan dianggap sebagai tokoh keramat, wali sejati dan guru besar mereka. Keyakinan mereka berdasar pada catatan suluk dan babad tanah jawi yang memuat kisah Siti Jenar dan mendiskreditkan peran wali songo yang dianggap memusuhi Siti Jenar.
            Dalam buku babad diceritakan bahwa pada waktu Sunan Bonang memberi pelajaran iktikad kepada Sunan Kalijaga ditengah perahu, perahu itu bocor. Kebocoran itu lalu ditambal dengan lumpur yang kebetulan terdapat cacing lembut didalamnya. Mendengar wejangan atau pelajaran itu si cacing lantas mampu berbicara seperti manusia. Maka cacing itu kemudian disabda oleh Sunan Bonang menjadi manusia, dan diberi nama Syekh Siti Jenar, dan kemdian diangkat derajatnya menjadi Wali.
Siti Jenar mulai menyiarkan apa yang terkandung dalam hatinya, mengajarkan agama islam menurut pendapat dan pandangannya sendiri, ia mengaku diri sebagai Zat Allah dan menganggap budi serta kesadaran manusia sebagai Tuhan. (rilla_reareo)

Pemimpin = Neraka



          Di era global sekarang, persaingan dalam memperebutkan kursi untuk menjadi seorang pemimpin sangat meluap. Satu per satu calon pemimpin saling mempromosikan bahwa ia-lah orang yang pantas menjadi pemimpin. Apa mereka semua tidak menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin sangatlah berat pertanggung jawabannya??? Penjelasan itu semua sudah terdapat dalam Al Qur’an dan khususnya pada surat Gafir ayat 47 dibawah ini.
“dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka maka orang yang lemah berkata pada orang-orang yang menyombongkan diri, sesugguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu melepaskan sebagian (azab) api neraka yang menimpa kami?” (QS. Gafir, 40:47)
            Terjemahan dari ayat Gafir diatas yag menjelaskan bahwa sebenarnya orang-orang didalam Neraka saling meminta pertolongan. Mengapa mereka Saling meminta pertolongan??? Situasi didalam Neraka yang sangat panas lagi penuh perdebatan sengit. Orang-orang yang lemah menyalahkan para pemimpin mereka. Mereka menuntut para pemimpin mereka untuk bertanggung jawab melakukan sesuatu yang dapat menyelamatkan mereka dari siksaan api neraka. Para pemimpin menjawab bahwasannya mereka sama-sama tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan diri sendiri ataupun orang lain. Akhirnya, mereka menyeru para penjaga Neraka agar penjaga-penjaga itu memohonkan keringanan kepada Allah dari siksaan yang menimpa mereka. Akan tetapi, tetap saja kesalahan dan dosa mereka harus dipertanggung jawabkan dengan siksaan yang sungguh-sungguh pedih dan berat. Maka dari itu, tidakkah manusia telah diperingatkan jauh sebelum semua itu terjadi.